Jumat, 20 Februari 2015

murai malaysia

Ciri Khas Murai Batu Malaysia

Fb-Buttonmurai batu malaysia                                                                                     Banyak orang yang mengira jika burung murai batu adalah burung yang hanya ada di Indonesia. Hal yang wajib Anda ketahui adalah burung ini juga terdapat di negara tetangga lain seperti Malaysia. Sekarang ini murai batu Malaysia mulai digemari oleh banyak orang. Itu dikarenakan burung yang satu ini memang memiliki banyak ciri khas dibandingkan dengan murai batu lokal yang ada di Indonesia. Burung murai batu Malaysia belum banyak ada di pasaran. Jika pun ada harga murai batu ini sangat mahal. Agar Anda tidak penasaran dibawah ini akan dijelaskan beberapa ciri khas burung asal negeri jiran ini.
Salah satu ciri khas murai batu Malaysia adalah dari segi ukuran badan. Jika Anda melihat burung asal Malaysia ini maka Anda bisa melihat jika ukuran burung tersebut jauh lebih besar dari pada burung murai lokal dari Indonesia. Ukuran badan yang besar membuat burung ini nampak garang dan gagah. Banyak orang yang kagum dengan ukuran badan burung ini. Akan tetapi burung asal Malaysia ini tidak memiliki kekuatan sebaik burung murai asal Indonesia. Jika sedang berkicau burung ini mudah untuk kehilangan tenaga.
Ciri khas lain murai batu Malaysia adalah memiliki bulu ekor dengan ukuran yang sangat panjang. Ukuran bulu ekor yang panjang membuat burung ini sangat cantik dan elegan. Pada saat burung ini berkicau maka dia akan memainkan ekornya  dengan cara yang sangat bagus. Banyak orang yang mengatakan jika burung murai Malaysia ini memang merupakan burung murai dengan bulu ekor terpanjang di dunia.
Yang terakhir adalah dari segi suara, burung murai batu Malaysia memiliki suara yang lebih indah dari pada burung asal Indonesia. Suara burung murai batu Malaysia juga cukup unik. Kelebihan lain dari burung asal malaysia ini adalah bisa menirukan kicauan burung dengan jenis yang lain. Akan tetapi burung murai batu Malaysia terkenal sangat sulit dari segi perawatan. Banyak orang yang gagal merawat burung ini karena tidak mengerti jika burung ini membutuhkan perlakuan yang khusus.
Description: Murai batu Malaysia adalah salah satu jenis burung murai yang paling indah. Ciri khas dari burung asal Malaysia ini adalah memiliki ukuran dan bentuk badan yang sangat besar.
www.jawarakicau.com

murai nias

murai kalimantan


CARA MUDAH MEMBEDAKAN MURAI BATU KALIMANTAN DAN SUMATERA TERLENGKAP

Kicaukan - Cara Mudah Membedakan Murai Batu Kalimantan Dan Sumatera Terlengkap - Sobat kicaukan, bagaimana kabar anda hari ini? Sudahkah anda memandikan dan menjemur burung kicau kesayangan anda? Apakah sobat kicaukan punya murai batu di rumah? Apakah murai batu yang anda miliki adalah murai batu kalimantan (borneo) atau murai batu sumatera? Memang untuk membedakan kedua jenis murai batu tersebut tidaklah mudah, karena butuh pengalaman dan ketelitian dari kita. Sekilas memang murai batu kalimantan dan sumatera terlihat sama, tetapi ketahuilah bahwa keduanya memiliki perbedaan. Pada kesempatan ini kami akan berbagi tips mengenai cara membedakan murai batu kalimantan dan sumatera kepada anda semua.
Cara Mudah Membedakan Murai Batu Kalimantan Dan Sumatera Terlengkap
Murai batu memiliki banyak peminat yang semakin tahun semakin bertambah, sehingga harga jualnya pun tetap stabil. Untuk lomba murai batu, meskipun tidak seramai kenari atau lovebird, tetapi lomba murai batu juga sudah banyak diadakan di berbagai daerah. Tetapi sebelum kita membahas lebih jauh tentang cara membedakan murai batu kalimantan dan sumatera, ada baiknya anda membaca artikel- artikel tentang murai batu di bawah ini :

Nah, kembali ke topik awal tentang cara membedakan murai batu kalimantan dan sumatera. Tips ini memang tidaklah mutlak, tetapi ini berdasarkan pengalaman para pecinta murai batu yang sudah lama menekuni murai batu (MB). Berikut ini adalah perbedaan dari murai batu kalimantan dan murai batu sumatera :
MURAI BATU KALIMANTAN
  1. Saat berkicau/bunyi, murai batu kalimantan biasanya akan mengembangkan seluruh bulu-bulunya dari bawah leher sampai dengan bawah ekor (dubur).
  2. Pada bagian dada sampai dubur (anus), murai batu kalimantan memiliki warna coklat yang lebih cerah, yaitu coklat kekuning-kuningan.
  3. Pada saat masih trotolan/anakan dan panjang ekornya sudah mencapai 3 cm, antara ujung ekor berwarna putih dan hitam pertumbuhannya hampir sama.

MURAI BATU SUMATERA
  1. Saat berkicau atau bunyi, murai batu sumatera biasanya hanya mengembangkan bulunya dari mulai perut ke bawah. Bahkan ada murai batu sumatera yang tidak mengembangkan bulunya saat bunyi.
  2. Pada bagian dada sampai dubur (anus), murai batu sumatera memiliki warna coklat yang lebih gelap/pekat.
  3. Pada saat masih trotolan/anakan dan panjang ekornya sudah mencapai 3 cm, antara ujung ekor berwarna putih dan hitam pertumbuhannya tidak sama. Bulu ekor yang berwarna hitam pertumbuhannnya lebih cepat dari yang putih.

Memang artikel ini belum bisa dibuktikan secara ilmiah, tetapi kami menulis artikel ini berdasarkan pengalaman para pecinta murai batu yang tidak bisa dianggap ngawur. Namun semua kembali pada anda, bahkan bila anda memiliki referensi dan saran yang lebih baik kami dengan senang hati menerimanya. Hehe..
Cara Mudah Membedakan Murai Batu Kalimantan Dan Sumatera Terlengkap
Demikian informasi yang dapat kami sampaikan tentang Cara Mudah Membedakan Murai Batu Kalimantan Dan Sumatera Terlengkap. Semoga bermanfaat bagi anda dan terima kasih telah membaca artikel ini. Simak terus Kicaukan untuk mendapatkan berbagai macam informasi penting seputar dunia burung dan perawatannya. Salam kicau, semoga sukses.!!!
www.kicaukan.blogspot.com

Jenis-jenis burung murai batu

Burung murai batu primadona kontes berkicau
Burung murai batu merupakan primadona burung peliharaan. Popularitas burung ini terlihat dari berbagai penyelenggaraan kontes burung peliharaan. Kelas burung murai batu selalu menjadi kelas paling bergengsi.
Besarnya hadiah kontes berdampak langsung pada harga burung murai batu. Di pasaran, seekor burung murai batu dipatok tak kurang dari 500 ribu hingga satu juta rupiah. Ceritanya lain lagi bila si burung jadi langganan juara. Di sini berlaku prestasi menentukan harga.
Universitas Oxford pernah melakukan survei nilai perdagangan burung di Indonesia, pada tahun 2005-2008. Angkanya mencengangkan, perputaran uang dari hobi tersebut bisa mencapai 7 triliyun rupiah! Hasil survey selengkapnya bisa dilihat di sini.
Di satu sisi, angka tersebut cukup menggembirakan. Namun dibalik angka-angka fantastis itu ada kekhawatiran lain. Semakin terancamnya keberadaan burung murai batu di alam bebas.

Habitat burung murai batu

Habitat asli burung murai batu tersebar mulai dari Asia bagian selatan mencakup India, Nepal, Burma dan Srilangka. Hingga ke Asia Tenggara mencakup Malaysia, Indonesia (Sunda Besar), Thailand dan Indocina. Terkadang dijumpai juga di Cina bagian selatan. Murai batu ditemukan juga di kepulauan Hawaii. Burung ini dibawa ke Hawaii dari Malaysia pada tahun 1930.
Murai batu merupakan burung teritori. Hidup di hutan-hutan dataran rendah hingga ke ketinggian 1500 meter dpl. Paling sering dijumpai pada di ketinggian 500-600 meter dpl. Tempat yang paling disukainya adalah hutan tropis yang lembab, hutan sekunder dan perkebunan. Burung ini tinggal dekat permukaan tanah, biasanya di rumpun-rumpun bambu dan pohon-pohon pendek.
Makanan burung murai batu di alam bebas adalah serangga kecil seperti semut, kutu, kaki seribu, cacing, dan belatung. Burung ini juga menyukai buah-buahan sejenis berry.

Pengelompokan populer

Di Indonesia, burung murai batu dikelompokkan oleh para pehobi burung berdasarkan asal wilayahnya. Misalnya, burung murai batu Medan, Lampung, Jawa, dan seterusnya. Terkadang pengelompokan ini tidak sepenuhnya akurat. Sebagai contoh, beberapa burung murai batu asal Aceh kerap juga disebut sebagai murai batu Medan.
Secara umum burung murai batu yang banyak dipelihara bersumber dari Sumatera, Kalimantan dan Jawa. Selain itu, ada juga yang diimpor dari Malaysia, Thailand dan Indocina.
a. Burung murai batu Sumatera
    • Murai batu Medan. Berasal dari wilayah Sumatera Utara, mencakup hutan Bohorok, dan Bukit Lawang. Burung ini juga terdapat di Taman Nasional Gunung Leuser yang mencakup wilayah Aceh.
    • Murai batu Lampung. Berasal dari hutan-hutan wilayah Lampung dan sekitar Gunung Krakatau. Murai batu Lampung saat ini sudah jarang ditemukan di alam bebas. Pasokan kadang datang dari Jambi dan Riau dan jual sebagai asal Lampung.
    • Murai batu Nias. Berasal dari pulau Nias, sebuah pulau kecil di bawah Sumatera, secara administratif masih masuk Propinsi Sumatera Utara. Keunikan murai batu nias terletak pada bulu ekornya yang berwarna hitam. Oleh karena itu sering disebut murai batu ekor hitam (Black Tail Shama), meskipun sebenarnya murai batu ekor hitam bisa juga ditemukan di Mentawai, Sumatera Barat, dan Aceh.
b. Burung murai batu Kalimantan
    • Murai batu Palangka. Berasal dari daerah Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat.
    • Murai batu Banjar. Tersebar di wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur. Murai batu Banjar ini memiliki ciri ekor yang cukup panjang di banding asal Palangka.
c. Burung murai batu Jawa
    • Murai batu jawa sering disebut Larwo. Kini keberadaannya di alam bebas sudah sangat jarang. Banyak yang mengira larwo bukan jenis murai batu. Pendapat itu tidak benar, Larwo masih spesies Copsychus malabaricus dari subspesies javanus. Ciri-ciri khususnya batas bulu hitam pada dada jauh ke bawah mendekati perut, sosoknya kecil, dan kadang-kadang kepalanya terlihat jabrik.
d. Burung murai batu impor
    • Murai batu Malaysia. Kebanyakan berasal dari daerah Kedah dan Perak. Ciri yang khas burung murai batu Malaysia adalah ekornya yang panjang, bisa mencapai 30 cm. Mirip dengan murai batu Medan, namun badannya lebih bongsor.
    • Murai atu Thailand. Berasal dari hutan-hutan perbatasan antara Thailand Selatan dan Malaysia. Ciri khas burung murai batu asal Thailand adalah bulunya yang hitam agak ke biru-biruan. Ekornya panjang menjuntai bisa mencapai 35cm.

Pengelompokan ilmiah

Pengelompokan ilmiah yang paling lengkap dilakukan oleh Universitas Cornell, Amerika Serikat, dalam The Clements Checklist of Birds of the World yang dirilis tahun 2011, setidaknya tercatat 20 subspesies burung murai batu. Berikut daftarnya lengkapnya:
  1. Copsychus malabaricus malabaricus, penyebarannya di Semenanjung India
  2. Copsychus malabaricus leggei, penyebarannya di Sri Lanka
  3. Copsychus malabaricus indicus, penyebarannya di Nepal hingga Assam dan Timur laut India
  4. Copsychus malabaricus interpositus, penyebarannya di Barat Daya Cina hingga Myanmar, Thailand, Indocina dan Kepulauan Mergui
  5. Copsychus malabaricus minor, penyebarannya di Hainan (Cina Selatan)
  6. Copsychus malabaricus mallopercnus, penyebarannya di Semenanjung Malaya, Kepulauan Riau dan Kepulauan Lingga
  7. Copsychus malabaricus tricolor, penyebarannya di Sumatra, Jawa, Bangka, Belitung, dan Pulau Karimata
  8. Copsychus malabaricus mirabilis, penyebarannya di Pulau Prinsen (Selat Sunda)
  9. Copsychus malabaricus melanurus, penyebarannya di Pulau-pulau di Barat Laut Sumatera
  10. Copsychus malabaricus opisthopelus, penyebarannya di Pulau-pulau di Barat Daya SUmatera
  11. Copsychus malabaricus javanus, penyebarannya di Jawa Tengah
  12. Copsychus malabaricus omissus, penyebarannya di Jawa Timur
  13. Copsychus malabaricus ochroptilus, penyebarannya di Pulau Anambas (Laut Cina Selatan)
  14. Copsychus malabaricus abbotti, penyebarannya di Pulau Bangka dan Belitung
  15. Copsychus malabaricus eumesus, Kepulauan Natuna
  16. Copsychus malabaricus suavis, Kalimantan kecuali Kalimantan bagian Utara
  17. Copsychus malabaricus nigricauda, penyebarannya di Pulau Kangean dan Pulau Matasiri (Laut Jawa)
  18. Copsychus malabaricus stricklandii, penyebarannya di dataran rendah Kalimantan bagian Utara, Labuan, Balembangan dan Pulai Banggi
  19. Copsychus malabaricus barbouri, penyebarannya di Pulau Maratua (di Utara Kalimantan)


murai jawa

LARWO (MURAI BATU JAWA)

Larwo (Murai Batu Jawa), Copsychus malabaricus ssp. Javanus
Pada masa kecil saya di Jawa Timur, saat saya hanya bisa memfavoriti emprit, manyar, kutilang, dan termewah burung betet, saya sering mendengar bahwa ada satu burung yang ramai dibicarakan penghobi burung, yaitu Larwo. Kata Larwo merupakan singkatan dari “lar-e dowo” yang artinya bulunya panjang. Saya tidak terlalu memusingkan untuk lebih jauh mencari tahu atau menginginkan untuk memilikinya karena saya beranggapan bahwa jenis burung tersebut merupakan “mainan” orang dewasa. Akibat dari ketidakpedulian saya tersebut, saya menjadi tidak pernah tahu seperti apa sosoknya.
Setelah menggeluti penangkaran murai batu, saya baru tahu bahwa larwo merupakan salah satu sub spesies dari murai batu yang saat ini sudah menjadi langka keberadaannya di alam. Naluri menangkar saya langsung terangsang, sehingga terbersit sahwat saya untuk menangkarkannya dalam rangka pelestarian.
Untuk pertama kalinya dalam hidup, saya melihat sosok murai batu asli Jawa / Larwo pada bulan Mei 2013 lalu berkat kebaikan hati seorang sahabat dari Yogyakarta. Larwo tersebut menurut ceritanya diperoleh dari hutan Jawa Timur, berjenis kelamin jantan dan baru berumur 8 bulanan. Ciri-ciri persis sebagaimana yang saya baca di berbagai artikel yang ada di internet. Tubuh kecil, bulu warna hitam di dada sampai mendekati daerah perut dan bulu kepala jabrik saat emosi. Meski kecil sosoknya ternyata saat ngeplong suaranya juga keras dan pedas.
Meski nyanyiannya masih sangat jarang dilantunkan, saya sudah merasa “mongkog” bahagia dan bangga, karena sudah ada modal awal untuk menuju ke arah pelestarian murai batu Jawa yang sudah langka. Untuk mewujutkan proyek tersebut masih memerlukan waktu yang tidak tentu karena sebagaimana larwo jantan, larwo betina lebih sulit lagi untuk mendapatkannya.

Inilah sosoknya:



Mohon bantuan Sahabat dan Saudara semua untuk mewujutkan misi ini, baik berupa informasi keberadaan Larwo Betina atau bila ada sahabat yang memilikinya dan berniat menghibahkannya, saya dengan bangga akan menerima kepercayaan untuk mengembangkannya. Saya tidak akan menjual anakannya. Setelah berkembang menjadi beberapa pasang, anakan selanjutnya setelah besar akan saya serahkan ke pengelola taman nasional di Jawa untuk dilepasliarkan. Tujuannya tidak lain agar si Larwo Murai Batu Jawa tidak punah dan generasi mendatang tidak hanya mengenal namanya saja. Semoga niat saya ini mendapatkan ridho Allah S.W.T. Amin. 
Dibawah ini beberapa artikel tentang si Larwo yang sudah ada di dunia maya untuk menambah wawasan kita:

Artikel dari http://omkicau.com/

Burung larwo, riwayatmu kini….

Burung larwo pernah populer di kalangan penghobi burung “jadul” di Jawa ketika burung murai batu Sumatera atau Kalimantan belum membanjiri pasar-pasar burung Pulau Jawa dan ditangkar para penghobi burung di Pulau Jawa.
Larwo memang identik dengan murai batu karena dia masih satu genus dengan nama Copsychus malabaricus ssp. javanicus (Murai Batu Jawa). Jadi salah kalau ada yang mengartikan bahwa larwo berbeda dari murai batu.
Pada beberapa tahun lalu, burung ini masih banyak terlihat di sekitar hutan-hutan di pegunungan di Pulau Jawa. Habitat larwo mulai dari Ujung Kulon sampai Gunung Kidul dan beberapa tempat lainnya.
Penangkapan dan pembabatan hutan yang terus berlangsung, menjadikan burung ini lambat laun menghilang. Pada saat yang sama, tidak ada upaya penangkaran burung larwo.
Ciri-siri khusus
Sepintas tidak ada perbedaan mencolok antara larwo ini dengan murai batu jenis lain asal daerah Sumatera ataupun Kalimantan. Namun kalau kita perhatikan dengan seksama akan jelas perbedaannya yaitu ukuran tubuhnya yang lebih kecil dari murai batu Sumatera dan juga batas garis dada yang berwarna hitam yang berakhir di perutnya. Sementara murai batu Sumatera dan Kalimantan rata-rata batas hitamnya sampai bagian dada saja.
Perbedaan lainnya adalah performa ketika bersuara, yakni bulu-bulu di kepalanya akan berdiri seperti jambul.


Ciri ciri khusus murai batu jawa
Suara burung ini mirip dengan burung murai batu jenis lainnya. Beberapa kicau mania menyebutkan bahwa suaranya kurang variatif tapi ada juga yang menyebutkan bahwa suaranya hampir sama dengan murai batu lainnya (variatif).
Menurut saya, sebagaimana penentuan “kualitas” burung murai batu secara umum, ada pada karakter dari burung itu sendiri. Jika ada yang mengatakan burung larwo bersuara variatif atau sebaliknya, hal itu tergantung karakter burung dan tentu saja perawatan dan pemasteran jika burung itu ada dalam pemeliharaan tangan manusia.
Sebagaimana disebutkan pada awal artikel ini, keberadaan larwo sudah jarang dan di hutan-hutan Pulau Jawa juga sudah nyaris punah. Dengan demikian, sangat diharapkan adanya upaya penangkaran terhadap larwo demi pelestariannya. (*)
Larwo (Murai Batu Jawa),
Copsychus malabaricus ssp. Javanus
burung ini, pada masa dahulu pernah mengalami masa jaya, hidup bebas di alam pulau Jawa. Tetapi pada beberapa tahun terakhir ini, populasi burung ini bisa dikatakan nyaris punah. Bahkan tidak diketahui apakah burung ini masih ada atau tidak.
Perburuan terhadap burung ini, karena dahulu burung ini termasuk burung yang disukai oleh penggemar burung. Sehingga perburuan yang tidak terkendali menyebabkan burung ini terancam kehidupannya di alam liar. Selain itu akibat perusakan hutan, karena pelebaran areal perkebunan, maupun pelebaran areal pertanian masyarakat pulau Jawa yang semakin bertambah. Habitat burung ini terganggu dan habitat kesukaannya hilang, menyebabkan burung ini harus bersarang di tempat-tempat yang tidak disukainya. Akibatnya perkembangbiakan burung ini di alam tidak berjalan dengan baik.
Populasi burung Larwo ini, diperkirakan hanya tinggal belasan ekor saja.
Terakhir ditemukan burung ini pada tahun 2001 di Jawa Tengah, tinggal beberapa ekor saja. Setelah itu hingga saat ini tidak pernah ditemukan lagi. Apakah burung ini sudah punah ?

Copsychus malabaricus javanus (Kloss, 1921) male RMNH.AVES.129567

Creator: Verbeek, F.A.Th.H.
Geographic coverage: M. Java, Res. Rembang Randoeblatoeng
Date: [1927]
Type: specimen skin
Subject: male; Copsychus malabaricus javanus (Kloss, 1921)
Identifier: RMNH.AVES.129567
Rights: Images copyright NCB Naturalis
Data provider: Netherlands Centre for Biodiversity Naturalis
Provider: STERNA
Providing country: Netherlands




  http://www.kicaumania.or.id/